Catatan Harian Mas Andri

Silahkan digunakan dengan bijaksana

back

Kenali Tanda-tanda Stroke

19 April 2016 || 05:00:04 WIB || ClassyID

Di Amerika, diperkirakan 160 ribu orang meninggal tahun ini akibat serangan stroke. Di Indonesia, jumlah penderita stroke juga meningkat terus setiap tahunnya. Stroke terjadi akibat terganggunya pemberian darah ke jaringan otak, sehingga menimbulkan defisit neurologik atau kelainan syaraf yang bervariasi. Bisa berupa kelumpuhan total, atau separo anggota badan, kesulitan berbicara berupa pelo, tidak dapat menangkap pembicaraan orang lain (afasia sensorik).

Bisa juga tak mampu berbicara sesuai isi pikiran (afasia motorik), mulut merot, hilangnya perasaan kulit separo badan, tidak dapat menahan buang air besar dan kecil, serta berbagai gejala lain yang tergantung dari luas dan letak kerusakan otak yang terjadi.

Kadang stroke menyerang di waktu yang tidak disangka-sangka. Dan kadang tanda awalnya sangat sulit untuk dikenali. Jika tanda-tanda sudah ada, keluargalah yang harus menolong dengan tidak panik dan segera membawa pasien ke rumah sakit.

Dibawah ini ada 3 hal yang bisa dilakukan untuk melihat apakah seseorang sedang mengalami tanda awal stroke:

Mintalah orang tersebut untuk mengangkat kedua tangannya. Dengan mengangkat tangan, maka akan terlihat perbedaan antar tangan yang satu dan lainnya. Jika salah satu tangannya lemas dan terjatuh, maka itu tandanya. Tanda lainnya jika penderita tidak bisa mengangkatnya sama sekali.
Mintalah orang tersebut untuk mengucapkan sebuah kalimat sederhana. Jika sulit dilakukan dan disertai tatapan kosong, atau sudah mulai sulit diajak berkomunikasi karena tidak mengerti apa yang anda ucapkan, berarti dia sedang menderita gejala awal.
Mintalah orang tersebut untuk tersenyum. Jika sulit tersenyum atau terdapat perbedaan antar ujung bibir yang satu dengan yang lainnya, maka itulah tanda lainnya.

Tiga tes diatas akan sangat membantu mengenali penderita stroke. Jika penderita sudah dibawa ke rumah sakit, perawatan harus dilakukan secara profesional.

Hal-hal yang harus diperhatikan adalah kesiapan untuk mengevaluasi penderita dari hari ke hari, apakah menuju perbaikan atau justru mengalami kemunduran. Terapi dan perawatan disesuaikan dengan perubahan yang ada.

Secara keseluruhan, seluruh program terapi dan perawatan ditujukan untuk memulihkan penderita agar kelak dapat cukup mandiri di tengah-tengah keluarga. Penderita perlu selalu diberi pengertian tentang program pemulihan tadi, agar terdorong untuk lebih maju dan tidak kehilangan rasa percaya diri.

Rasa ikhlas dalam memahami situasi, adalah yang paling sulit dicapai. Ini perlu dipahami oleh keluarga agar dapat keserasian bersikap dapat dicapai sehari-hari. Diperlukan sikap sabar, telaten dan penuh pengertian. Dengan perawatan yang benar dan baik, maka penderita selalu punya harapan untuk pulih kembali.