Pola Makan Sehat Planet: Solusi Pangan Berkelanjutan untuk 2050
Laporan ini membahas salah satu tantangan paling mendesak yang dihadapi umat manusia: bagaimana menyediakan pola makan yang sehat bagi populasi global yang diperkirakan mencapai 10 miliar orang pada tahun 2050[cite: 1105, 1129], tanpa menghancurkan planet ini.
Saat ini, sistem pangan global justru mengancam manusia dan planet[cite: 1105]. Pola makan tidak sehat kini menjadi risiko morbiditas dan mortalitas yang lebih besar daripada gabungan seks tidak aman, alkohol, narkoba, dan tembakau[cite: 1107]. Di sisi lain, produksi pangan adalah pendorong tunggal terbesar kerusakan lingkungan, hilangnya keanekaragaman hayati, dan perubahan iklim[cite: 1108, 950].
Komisi EAT-Lancet, yang terdiri dari 37 ilmuwan [cite: 1114], menyerukan "transformasi radikal" pada sistem pangan global[cite: 1109]. Untuk pertama kalinya, mereka mengembangkan target ilmiah global yang terukur untuk dua hal:
1. Pola Makan Sehat (Healthy Diets): Menetapkan apa yang disebut "planetary health diet" (pola makan sehat planet)[cite: 1151].
2. Produksi Pangan Berkelanjutan (Sustainable Food Production): Menetapkan batasan-batasan lingkungan (planetary boundaries) yang tidak boleh dilampaui oleh produksi pangan[cite: 1215, 1219].
Pola makan yang diusulkan berfokus pada peningkatan besar konsumsi makanan nabati (sayuran, buah-buahan, biji-bijian utuh, dan kacang-kacangan) [cite: 1097, 1178, 1179] sambil mengurangi lebih dari 50% konsumsi global daging merah dan gula[cite: 1097, 1201]. Jika diterapkan secara global, pola makan ini diperkirakan dapat mencegah sekitar 11 juta kematian orang dewasa setiap tahunnya[cite: 1212].
Laporan ini menyimpulkan bahwa transformasi ini mendesak namun dapat dicapai [cite: 956] melalui kerangka kerja "1 Tujuan, 2 Target, dan 5 Strategi"[cite: 1127].
5. Poin-Poin Penting
Berikut adalah poin-poin kunci dari laporan tersebut:
Masalah Ganda: Sistem pangan saat ini gagal. Lebih dari 820 juta orang kekurangan pangan, sementara banyak lainnya mengonsumsi makanan tidak sehat yang menyebabkan obesitas dan penyakit kronis[cite: 1106]. Produksi pangan juga melampaui batas aman planet, mendorong perubahan iklim dan kerusakan ekosistem[cite: 1108].
Tujuan Utama (The 1 Goal): Mencapai "Pola Makan Sehat Planet" (Planetary Health Diets) untuk hampir 10 miliar orang pada tahun 2050[cite: 1129].
Target 1: Pola Makan Sehat (Healthy Diets):
Ini adalah diet "flexitarian" (fleksibel), yang sebagian besar berbasis tanaman, namun secara opsional dapat mencakup sejumlah kecil ikan, daging, dan produk susu[cite: 1193, 1179].
Komposisi ideal: Setengah piring terdiri dari buah-buahan dan sayuran[cite: 1178]. Setengah lainnya (berdasarkan kalori) utamanya terdiri dari biji-bijian utuh, sumber protein nabati (kacang-kacangan, polong-polongan), dan minyak nabati tak jenuh[cite: 1179].
Pergeseran yang dibutuhkan sangat besar: Konsumsi global buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan polong-polongan harus berlipat ganda[cite: 1097, 1201].
Konsumsi global daging merah dan gula harus dikurangi lebih dari 50%[cite: 1097, 1201].
Target 2: Produksi Pangan Berkelanjutan (Sustainable Food Production):
Komisi ini menetapkan batasan kuantitatif (planetary boundaries) untuk 6 proses sistem Bumi yang kritis[cite: 1216].
Batasan ini mencakup: emisi gas rumah kaca (perubahan iklim), penggunaan lahan, penggunaan air bersih, siklus nitrogen, siklus fosfor, dan hilangnya keanekaragaman hayati[cite: 1216, 1222].
5 Strategi Transformasi (The 5 Strategies):
1. Komitmen Internasional dan Nasional: Mendorong pergeseran global menuju pola makan sehat[cite: 967].
2. Reorientasi Pertanian: Mengubah prioritas pertanian dari sekadar memproduksi kuantitas (kalori) menjadi memproduksi makanan sehat berkualitas tinggi dan beragam[cite: 970, 971].
3. Intensifikasi Berkelanjutan: Meningkatkan hasil panen di lahan yang ada secara berkelanjutan (misalnya, meningkatkan efisiensi penggunaan air dan pupuk)[cite: 982, 983].
4. Tata Kelola Lahan dan Laut: Menerapkan kebijakan "nol-ekspansi" lahan pertanian baru ke ekosistem alami dan hutan[cite: 985].
5. Mengurangi Limbah Pangan: Setidaknya mengurangi separuh kehilangan pangan (food loss) dan limbah pangan (food waste) di seluruh rantai pasok, sesuai target SDGs[cite: 986].
Urgensi: Laporan ini menekankan bahwa data yang ada sudah cukup kuat untuk menjamin "tindakan segera"[cite: 956, 958]. Menunda tindakan hanya akan meningkatkan risiko konsekuensi bencana[cite: 957].