Prediksi Tren IT 2026: Onno W. Purbo Ungkap Prioritas Utama
### Informasi Dasar Dokumen
Judul Dokumen: Berdasarkan isi dan nama file, judulnya merujuk pada "Jawaban Trend IT: Data Infrastructure & Data Governance 2025". Dokumen ini berisi kumpulan pemikiran dan jawaban strategis mengenai arah teknologi informasi di Indonesia untuk tahun 2025-2026.
Penulis: Onno W. Purbo. [cite_start]Hal ini terlihat jelas dari nama file dan banyaknya referensi dalam teks seperti "Kesimpulan Ala Pak Onno" atau "Menurut Pak Onno"[cite: 894, 932].
Jumlah Halaman: Dokumen ini terdiri dari 53 halaman (berdasarkan indikator halaman terakhir pada metadata file).
---
### Sinopsis / Ringkasan Eksekutif
[cite_start]Dokumen ini merupakan analisis strategis yang mendalam tentang kondisi, tantangan, dan peluang dunia IT di Indonesia menjelang tahun 2026. Pak Onno menyoroti ironi besar dalam ambisi digital Indonesia: kita sedang berlomba membangun infrastruktur canggih seperti Artificial Intelligence (AI) dan pusat data (hyperscale data center), namun melupakan fondasi utamanya, yaitu tata kelola data (data governance) yang masih "kacau balau"[cite: 895, 898].
[cite_start]Dokumen ini memperingatkan bahwa tanpa data yang bersih dan terstandar, implementasi AI dan transformasi digital pemerintah (seperti SPBE dan Satu Data) akan gagal atau menghasilkan kebijakan yang salah[cite: 898, 913]. [cite_start]Selain itu, dibahas pula dampak eksternal seperti perang chip AS-China yang membuat perangkat keras semakin mahal dan langka, serta memaksa Indonesia untuk mencari alternatif seperti Open Hardware (RISC-V)[cite: 932, 954].
[cite_start]Kesimpulan akhirnya sangat tegas: Jika organisasi hanya boleh memilih satu prioritas di tahun 2026, jangan pilih AI atau cloud, melainkan bereskan fondasi data (Data Governance)[cite: 1232].
---
### Poin-Poin Penting (Key Takeaways)
Berikut adalah intisari dari pemikiran Pak Onno dalam dokumen ini:
1. Masalah Utama: "Ledakan AI Tanpa Fondasi Data"
Indonesia mengalami euforia membangun AI, membeli GPU, dan membangun data center. [cite_start]Namun, data pemerintah dan industri masih terfragmentasi, tidak standar, dan kotor[cite: 895, 897].
Dianalogikan bahwa kita sedang membangun "AI 4.0" tetapi tata kelola datanya masih di tahap "0.5". [cite_start]Akibatnya, AI hanya akan memproses "sampah" (garbage in, garbage out)[cite: 914].
2. Dampak Geopolitik (Perang Chip AS-China)
Indonesia terjepit di tengah perang teknologi. Kita hanya menjadi pasar ("pembeli"), bukan pembuat.
[cite_start]Dampaknya: Harga server dan GPU naik, pengiriman lambat, dan ada risiko embargo teknologi[cite: 935, 936].
[cite_start]Solusi: Indonesia harus mulai melirik teknologi terbuka (Open Source Hardware/RISC-V) dan industri packaging chip agar tidak tergantung penuh pada vendor global[cite: 954, 956].
3. Tren Belanja IT & Ekonomi 2026
[cite_start]Dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil (~5,3%), perusahaan tidak akan belanja IT secara boros ("bakar duit") lagi[cite: 979, 982].
[cite_start]Fokus belanja IT akan bergeser ke teknologi yang memberikan ROI (Return on Investment) nyata dan efisiensi, seperti AI untuk produktivitas dan Keamanan Siber (Cybersecurity) yang menjadi wajib karena regulasi UU PDP[cite: 1050, 1013].
4. Tantangan Keamanan Siber (Cybersecurity)
[cite_start]Tahun 2026 diprediksi akan marak dengan serangan Ransomware yang lebih pintar (didukung AI) dan kebocoran data[cite: 1153].
[cite_start]Keamanan siber bukan lagi sekadar memasang antivirus, tetapi harus beralih ke arsitektur Zero Trust (tidak percaya siapapun/apapun secara default)[cite: 1155].
5. Target Digital Pemerintah
[cite_start]Pemerintah menargetkan integrasi layanan publik (Super App/GovTech), implementasi penuh Satu Data Indonesia, dan operasional Pusat Data Nasional (PDN)[cite: 991, 1002, 1003].
[cite_start]Namun, kesiapan infrastruktur data (standarisasi format, metadata) dinilai sebagai titik terlemah yang bisa menghambat target ini[cite: 1017].
6. Peluang Emas untuk Indonesia
[cite_start]Pusat Data Hijau: Memanfaatkan energi terbarukan (PLTA) untuk menarik investasi data center global[cite: 1467].
[cite_start]Kedaulatan AI: Membangun LLM (Large Language Model) berbahasa Indonesia agar tidak bergantung pada AI asing[cite: 1473].
[cite_start]Talenta Digital: Peluang besar di bidang edukasi/bootcamp karena Indonesia kekurangan jutaan talenta digital[cite: 1086].
7. Rekomendasi Pamungkas (The "Critical Path")
Jika ingin sukses di 2026, fokuslah pada Data Foundation:
[cite_start]Inventarisasi Data: Tahu apa data yang dimiliki dan di mana lokasinya[cite: 1232].
[cite_start]Standarisasi: Gunakan format baku (misal: JSON standar)[cite: 1232].
[cite_start]Kualitas Data: Bersihkan data dari duplikasi dan kesalahan[cite: 1232].
Dokumen ini pada dasarnya adalah peringatan keras (wake-up call) agar Indonesia tidak terjebak dalam hype teknologi tanpa membenahi pekerjaan rumah yang paling mendasar: Data.