Warkop DKI adalah grup lawak legendaris Indonesia. Grup lawak ini merupakan kelanjutan dari grup lawak Warkop Prambors setelah salah satu anggotanya, yaitu Nanu Mulyono mengundurkan diri.
Dalam perkembangannya, mereka menpertimbangkan bila mereka terus memakai nama Prambors, maka mereka harus terus mengirim royalti kepada pemilik nama aslinya, Radio Prambors. Maka akhirnya memutuskan mengubah namanya menjadi Warkop DKI (Dono-Kasino-Indro) untuk menghentikan praktik upeti tersebut.
Kebanyakan film Warkop tidak dapat diedarkan secara internasional karena masalah pelanggaran hak cipta, yaitu digunakannya musik karya komponis Henry Mancini tanpa izin atau tanpa mencantumkan namanya dalam film.
Pembuatan dan peredaran film setahun dua kali diperuntukkan masa edar bioskop-bioskop utama di Indonesia dengan masa tayang awal bertepatan dengan libur Hari Raya Idul Fitri dan malam pergantian tahun.
Mana Tahaaan... (1979) bersama Nanu Mulyono, Elvy Sukaesih, Rahayu Effendi dan Kusno Sudjarwadi.
Gengsi Dong (1980) bersama Camelia Malik, Zainal Abidin dan M. Pandji Anom.
GeEr - Gede Rasa (1980) bersama Dorman Borisman, Ita Mustafa dan Itje Trisnawati.
Pintar Pintar Bodoh (1980) bersama Eva Arnaz, Debby Cynthia Dewi dan Dorman Borisman.
Manusia 6.000.000 Dollar (1981) bersama Eva Arnaz, Dorman Borisman dan Abdul Hamid Arief.
IQ Jongkok (1981) bersama Enny Haryono, Marissa Haque, dan Bokir.
Setan Kredit (1982) bersama Minati Atmanegara, Nasir dan Alicia Djohar.
Chips (1982) bersama Sherly Malinton, Tetty Liz Indriati dan M. Pandji Anom.
Dongkrak Antik (1982) bersama Meriam Bellina, Mat Solar dan Pietrajaya Burnama.
Maju Kena Mundur Kena (1983) bersama Eva Arnaz, Lydia Kandou dan Us Us.
Pokoknya Beres (1983) bersama Eva Arnaz, Lydia Kandou dan Us Us.
Tahu Diri Dong (1984) bersama Eva Arnaz, Lydia Kandou dan Us Us.
Itu Bisa Diatur (1984) bersama Ira Wibowo, Lia Warokka dan Aminah Cendrakasih.
Gantian Dong (1985) bersama Ira Wibowo, Lia Warokka, Leily Sagita dan Advent Bangun.
Kesempatan Dalam Kesempitan (1985) bersama Lydia Kandou, Nena Rosier, Lia Warokka, dan Kaharuddin Syah.
Sama Juga Bohong (1986) bersama Ayu Azhari, Nia Zulkarnaen, dan Chintami Atmanegara.
Atas Boleh Bawah Boleh (1986) besama Eva Arnaz, Dian Nitami dan Wolly Sutinah.
Depan Bisa Belakang Bisa (1986) bersama Eva Arnaz dan HIM Damsyik.
Makin Lama Makin Asyik (1987) bersama Meriam Bellina, Susy Bolle dan Timbul.
Saya Suka Kamu Punya (1987) bersama Doyok dan Didik Mangkuprojo.
Jodoh Boleh Diatur (1988) bersama Raja Ema, Silvana Herman dan Nia Zulkarnaen.
Malu-Malu Mau (1988) bersama Nurul Arifin, Suyadi dan Sherly Malinton.
Godain Kita Dong (1989) bersama Lisa Patsy, Ida Kusumah, Tarsan, dan Diding Boneng
Sabar Dulu Doong...! (1989) bersama Anna Shirley, Pak Tile dan Eva Arnaz.
Mana Bisa Tahan (1990) bersama Nurul Arifin, Zainal Abidin, Sally Marcellina, dan Diding Boneng
Lupa Aturan Main (1991) bersama Eva Arnaz, Fortunella, Hengky Solaiman, dan Diding Boneng
Sudah Pasti Tahan (1991) bersama Nurul Arifin dan Sherly Malinton.
Bisa Naik Bisa Turun (1992) bersama Kiki Fatmala, Fortunella, Fritz G. Schadt, Gitty Srinita, dan Diding Boneng
Masuk Kena Keluar Kena (1992) bersama Kiki Fatmala, Fortunella, Sally Marcellina, dan Diding Boneng
Salah Masuk (1992) bersama Fortunella, Gitty Srinita, Tarida Gloria dan Angel Ibrahim.
Bagi-Bagi Dong (1993) bersama Kiki Fatmala dan Inneke Koesherawati.
Bebas Aturan Main (1993) bersama Lella Anggraini, Gitty Srinita dan Diah Permatasari.
Saya Duluan Dong (1994) bersama Diah Permatasari, Gitty Srinita dan HIM Damsyik.
Pencet Sana Pencet Sini (1994) bersama Sally Marcellina, Pak Tile, Taffana Dewi, dan Diding Boneng